3 Tipe Pemimpin

A leader is best, when people barely know he exists. Not so good, when people obey and acclaim him. Worse when they despise him. But of a good leader, who talks little, when his work is done, his aim fulfilled. They will say "We did it ourselves." Lao Tse


Lao Tse merupakan salah satu guru dari Khong Hu Cu. Ajaran tokoh besar orang Tionghoa ini disebut Konfusianisme di Barat, sedang di Tiongkok disebut “Ru Jiao” (ajaran kaum terpelajar).

Konfusianisme merupakan perpadauan ajaran antara Lao
Tse dan Khong Hu Cu.

Seorang pemimpin dikatakan terbaik bila hampir tidak ada orang yang mengetahuinya. Tidak begitu baik bila orang menurut dan bertepuk tangan untuknya. Lebih buruk lagi bila mereka mengabaikannya. Tetapi dari seorang pemimpin yang baik, sedikit bicara, waktu pekerjaannya selesai, tujuannya telah tercapai. Orang lain akan mengaku “kita telah melakukannya sendiri”.

Kalimat-kalimat diatas sungguh sangat indah dan mengandung makna yang dalam. Saya membacanya pelan-pelan dan berulang-ulang. Perlu ketenangan dan pikiran jernih untuk dapat menyerap dan mengerti maknanya.

Kontradiksi sekali dengan apa yang kita lihat sehari-hari, kita banyak mengenal tokoh/ pemimpin besar. Mereka mempunyai pengikut setia yang banyak, kemana-mana mendapat sambutan luar biasa. Beberapa diantaranya adalah pemimpin, dimana tidak ada orang yang berani menentang perintahnya. Tetapi menurut Lao Tse, tipe ini bukanlah tipe pemimpin yang terbaik. Pemimpin terbaik justru adalah pemimpin yang hanya diketahui sedikit orang, yang mampu mengendalikan orang tanpa kelihatan, dan orang yang dikendalikan tidak pernah merasa dikendalikan. Dari sekian banyak para pemimpin besar yang kita tahu, berapa yang telah mencapai tingkat sebagai pemimpin terbaik?

Kategori ketiga adalah pemimpin yang buruk, yaitu bila orang-orang mengabaikannya, tidak menuruti perintahnya, atau memandang rendah dirinya. Inilah contoh pemimpin yang gagal.

Berbagai macam alasan dapat menyebabkan seorang pemimpin ditinggalkan pengikutnya. Mungkin dia tidak memiliki kekuasaan formal lagi, karena dulu orang menghormati kedudukan atau jabatannya saja. Dia hanyalah seorang pimpinan tapi bukan pemimpin.

Bila sang pimpinan masih mempunyai jabatan/ kekuasaan formal, tetapi perintahnya tidak dituruti bawahannya, itulah yang dimaksudkan sebagai seorang pemimpin yang buruk.

Kehilangan kepercayaan dari bawahan, banyak melakukan kebohongan, sering membuat janji-janji palsu, tidak kompeten, tidak adil, dan masih banyak lagi faktor-faktor lain dapat menyebab-kan dan menjadi bibit seorang pimpinan tidak ditaati oleh bawahannya.

Itulah tiga kategori pemimpin menurut Lao Tse, yaitu 1. Pemimpin yang sedikit dikenal, tetapi tujuannya selalu tercapai. 2. Pemimpin yang diikuti dan dipuja banyak orang 3. Pemimpin yang diabaikan dan dipandang rendah orang.

Lihatlah kedalam diri anda sendiri! Apakah saya seorang pemimpin? Termasuk dalam kategori pemimpin yang manakah saya? ***
It is an immutable law in business that words are words, explanations are explanations, promises are promises — but only performance is reality.Harold S. Green


Jaringan Hotel Sheraton menggunakan namanya sebagai penghargaan tertinggi
untuk para pemimpin terbaiknya yaitu “Harold S.Green Award”.

“Ucapan adalah ucapan, penjelasan adalah penjelasan, janji adalah janji, namun hanya hasil tindakan yang merupakan kenyataan”.

Kutipan ini begitu terkenalnya sehingga banyak sekolah bisnis di Amerika Serikat yang mengunakannya dalam salah satu mata kuliahnya, terutama tentang kepemimpinan.

Dalam mengarungi samudera kehidupan ini, pernahkan kita menghitung berapa kata yang telah terucap dalam satu hari, satu minggu, satu bulan dan seterusnya? Saya sangat yakin, kita tidak pernah menghitungnya. Kalaupun kita ingin menghitungnya, mungkin tidak sanggup. Lagi pula untuk apa?

Rangkaian kata-kata yang menjadi kalimat-kalimat juga tidak terhitung lagi sudah berapa yang pernah kita ucapkan. Dalam pembica-raaan pribadi, dengan teman, dengan orang tua, dengan anak-istri, pembicaraan bisnis dengan rekan kerja, bawahan, atasan dan rekanan perusahaan, langganan dan masih banyak lagi. Sebagian besar terutama bagian-bagian penting yang menguntungkan untuk diri kita, pasti kita masih ingat.

Beberapa kalimat merupakan janji. Janji yang diucapkan kita untuk orang lain. Atau ucapan orang lain yang berjanji sesuatu untuk kita. Janji adalah hutang, oleh karena ini merupakan
urusan hutang-piutang, maka harus diingat dan bahkan dicatat….tanyakan pada akuntan anda. Sebagian orang mencatatnya dalam buku harian.

Dari sejumlah janji itu, mana yang dilaksana-kan? Yang mana yang sudah ditindak-lanjuti? Hati-hati! Terutama janji kita pada orang lain.

Harold S. Green mengatakan ini adalah hukum bisnis, tetapi sebenarnya hal ini juga berlaku untuk semua sektor kehidupan. Hanya karena di dalam bisnis umumnya diukur dalam angka, maka dengan mudah dapat kita sadari dan analisa. Paling tidak kita diingatkan.

Tentu anda sering bertemu dengan orang yang begitu pandai berbicara, menjelaskan dengan panjang lebar dan membuat janji-janji indah. Salesman, termasuk pula pejabat yang memimpin departemen/perusahaan kita, atau mungkin kita sendiri yang memimpin suatu perusahaan. Sebenarnya ini adalah talenta, tapi apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan yang diharapkan? Diantaranya tentu ada yang masih berhutang pada anda bukan? Atau bahkan mungkin sebaliknya,…. tanpa anda sadari?

Walaupun bukan satu-satunya, indikator yang paling mudah untuk dilihat adalah hasil akhir (bottom line figure). Lihatlah hasil anda sendiri, perusahaan atau departemen yang anda pimpin. Itulah kenyataannya! ***