Team Work - berbagi tugas juga sebuah leadership

"Not the cry, but the flight of the wild duck, leads the flock to fly and follow."

-----Chinese Proverb



Pernah lihat atau memperhatikan bagaimana sekawanan angsa terbang? Mereka biasanya akan membentuk formasi yang sangat menakjubkan dan biasanya dalam bentuk huruf “V” dengan ujungnya menghadap depan “ < ”

Saya pernah dikirimi file power point tentang angsa terbang ini dan saya yakin file ini juga pernah mampir dalam inbox email anda.

Sekedar merefresh kembali arti dari formasi terbang angsa tersebut, mereka secara naluri membentuk V shape tentunya untuk memini-malisasi terpaan angin, sehingga mereka bisa lebih menghemat tenaga dan dapat menempuh jarak yang jauh. Angsa terdepan terbang memimpin rekan-rekannya dan menghadapi terpaan angin yang paling kencang. Teman-temannya di samping dan dibelakang menghadapi terpaan angin relatif lebih kecil. Bahkan beberapa angsa yang terbang dalam lindungan formasi tidak perlu capek-capek mengepakan sayapnya.

Beberapa waktu setelah angsa terdepan memimpin, berikutnya dia akan diganti oleh angsa kedua, dan begitu seterusnya. Semua angsa memperoleh giliran terbang di depan, sementara angsa yang lain bisa “istirahat” sejenak. Setiap angsa akan mendapat giliran menjadi pengikut sekaligus menjadi pimpinan.

Pernahkan anda melakukan survey, berapa kilometer mereka terbang saat bermigrasi?

Buat saya, ini adalah inspirasi yang benar-benar mengagumkan untuk leadership dan team work.

Kalau melihat perusahaan-perusahaan besar baik di Indonesia maupun di negara lain, yang mempunyai sejarah panjang, bahkan sudah ada yang ratusan tahun, tentunya tanpa disadari model kepemimpinan gaya angsa ini diterapkan.

Pada perusahaan keluargapun, sang ayah akan melatih anaknya mulai dari jabatan staff biasa. Bila tiba waktunya maka sang anak akan mengambil alih pimpinan sesuai dengan kemampuannya agar perusahaan yang dikemudikan tetap dapat terbang melaju secara lancar.

Sebaliknya, saya juga yakin dalam setiap perusahaan ada juga beberapa pemilik perusahaan, maupun manajer professional non keluarga yang takut memberikan ilmunya pada bawahannya. Sebisa mungkin dia akan menjaga agar posisinya tidak ada yang mengambil alih.

Berapa lama manajer model ini mampu bertahan? Lama kelamaan dia sendiri yang akan kehabisan tenaga. Kemudian efeknya adalah departemen atau perusahaan yang dia pimpin juga akan hancur bukan? Istilah anak abg sekarang adalah “sepuluh kali sepuluh….capekk dehh!” :)

Mudah-mudahan anda tidak termasuk dalam kategori ini, tapi sebaliknya pemimpin yang menerapkan filosofi angsa. ***